pojokwarta - Pihak Iran tetap komitmen pada perjanjian nuklir
2015 yang ditandatangani bersama Barat, tanpa Amerika Serikat (AS), jika
pihak-pihak lain dapat menjamin kepentingannya. Hal itu diucapkan oleh Presiden
Iran Hassan Rouhani.
Berbicara dalam konferensi persnya bersama di Wina
dengan mitranya asal Austria Alexander Van der Bellen, Rouhani menggambarkan
pertemuan mereka sebagai pertemuan yang "positif".
"Iran akan melindungi kesepakatan nuklir jika
bisa mendapat manfaat dari itu," kata Rouhani.
"Jika penandatangan selain AS dapat menjamin
kepentingan Iran, Iran akan tetap dalam kesepakatan itu," tambahnya
seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (5/7/2018).
Rouhani melanjutkan dengan mendeskripsikan
penarikan Washington baru-baru ini dari kesepakatan sebagai pelanggaran
resolusi Dewan Keamanan PBB dan kewajiban multilateralnya.
"Keputusan AS tidak menguntungkan siapa
pun," tegasnya.
Van der Bellen, pada bagiannya, menekankan komitmen
berkelanjutan negaranya pada perjanjian penting tersebut.
"Posisi Austria tidak akan berubah selama Iran
memenuhi tanggung jawabnya," katanya.
Pada bulan Mei lalu, Presiden AS Donald Trump
menarik AS dari perjanjian nuklir yang ditandatangani pada tahun 2015 antara
Iran dan kelompok negara P5+1 (lima anggota permanen Dewan Keamanan PBB plus
Jerman). Kesepakatan nuklir 2015 membatasi program nuklir Iran dengan imbalan
miliaran dolar dalam bentuk bantuan sanksi.
Selama kampanye pemilu presiden pada tahun 2016,
Trump telah mengkritik perjanjian tersebut. Ia menggambarkannya sebagai
kesepakatan terburuk yang pernah dilihatnya.
Anggota lain dari P5+1, bagaimanapun, mengatakan
kesepakatan itu saat ini merupakan cara terbaik untuk membatasi program nuklir
Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar