jurnalportal - Para wartawan politik Australia di ibukota Canberra
mengancam akan memboikot kunjungan Perdana Menteri Malcolm Turnbull ke Nauru
bulan September kecuali pemerintah di sana membatalkan larangan bagi ABC untuk
meliput.
Media publik ABC sedianya akan mengirimkan satu
orang kameraman ke Pacific Islands Forum (PIF), bersama dengan seorang
fotografer dan seorang wartawan dari kantor berita Australia AAP, untuk meliput
forum tersebut atas nama seluruh media Australia.
Namun hari Senin, pemerintah Nauru mengatakan tidak
ada perwakilan dari ABC yang akan diberi visa untuk masuk ke negara tersebut
dengan alasan apapun, dengan alasan bahwa selama ini ABC membuat laporan bias
mengenai Nauru.
"Keputusan pemerintah Nauru untuk memilih
wartawan yang akan meliput Pacific Islands Forum adalah bentuk pengekangan
kebebasan pers." kata Presiden Perkumpulan Wartawan Yang Meliput Parlemen
(Parliament Press Gallery) David Crowe dalam sebuah pernyataan.
"Bila larangan itu tidak dibatalkan, pool
media ini akan juga dibatalkan."
"Bila satu orang tidak bisa pergi, yang
lainnya juga tidak akan pergi."
Perdana Menteri Malcolm Turnbull telah
menggambarkan keputusan pemerintah Nauru itu sebagai hal yang
"disesalkan" namun mengatakan adalah terserah kepada tuan rumah untuk
memutuskan siapa yang akan diijinkan masuk ke negara mereka.
Crowe mengatakan Press Gallery telah berkonsultasi
dengan pemerintah Federal Australia mengenai pengiriman wartawan, demi
kepentingan semua media di Australia.
"Kami menentang keputusan Nauru, karena mereka
salah, dan ini bisa menciptakan preseden yang berbahaya." katanya.
"Media Australia mana lagi yang akan dilarang
oleh pemerintah lain di masa depan?.
Pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Bill Shorten
mendukung pendirian Press Gallery dengan mengatakan Malcolm Turnbull harus
mendukung mereka juga.
"Saya setuju bahwa Nauru adalah pemerintahan
yang berdaulat, dan berhak untuk memutuskan siapa yang bisa masuk ke
negaranya."
"Tetapi bila Perdana Menteri kita berkunjung,
adalah media publik independen kita yang harus melaporkan apa yang dilakukan
Perdana Menteri Australia di luar negeri."
"Saya tahu ini bukan masalah gampang. Saya
kira memang tidak ada solusi sederhana di sini namun ini tidaklah mesti
dibiarkan bagi Oposisi atau Press Gallery untuk memperjuangkan peliputan
kegiatan PM di luar negeri."
Tidak lama setelah munculnya pernyataan dari Press
Gallery, salah seorang wartawan dari kelompok media Australia News Corp, Sharri
Markson memberi komentar di media sosial mengatakan ancaman boikot itu sebagai
yang "konyol".
Dia mengatakan di Twitter bahwa media tempatnya
bekerja akan tetap meliput Forum tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar