pojokid-Di dunia ini banyak tempat yang menyimpan misteri yang sampai saat ini belum dapat diungkap. Diantaranya adalah misteri kota hantu, yaitu kota yang ditinggalkan para penduduk dan kini kosong tanpa penghuni.
Namun, biasanya kota hantu tidak ditinggalkan oleh penduduknya dalam satu waktu sekaligus, baik penyebabnya adalah bencana alam atau karena perubahan ekonomi.
Kota hantu yang kisahnya cukup aneh salah satunya adalah Varosha, Siprus. Varosha dulunya pernah menjadi satu destinasi wisata terpopuler di dunia.Namun, dalam waktu satu malam saja, kota tersebut terbengkalai dan ditinggalkan oleh penduduknya.
Varosha Sebelum 1974merupakan kota yang makmur yang terletak di sebelah selatan Famagusta, satu kota di Siprus. Arsitektur kota wisata Varosha terbilang modern, dengan jumlah penduduk mencapai 39 ribu jiwa. Pada awal 1970an, Varosha bahkan masuk dalam daftar destinasi wisata teratas dunia.
Namun, di Siprus kemudian terjadi kekerasan antar etnis . Selama beberapa dekade kekerasan ini berlangsung, sehingga terjadi perselisihan antara mayoritas penduduk Siprus keturunan Yunani dan minoritas penduduk Siprus keturunan Turki.
Pemerintah nasionalis Yunani yang dipimpin seorang junta yang dikenal sebagai 'rezim kolonel', Pada 1974 mulai melakukan upaya aneksasi atau mencaplok wilayah pulau Siprus.
Hal ini merupakan hal yang terlalu drastis bagi Turki, dan pada tahun yang sama pasukan Turki menginvasi Siprus. Sehingga, satu bulan setelah peperangan ini ada 150 ribu orang Siprus keturunan Yunani dan 50 ribu penduduk Siprus keturunan Turki yang terlantar.
Perang kemudian berakhir dengan pembentukan negara Siprus Turki di bagian utara pulau itu, yang hanya diakui oleh Turki. Namun, dicela oleh Uni Eropa & PBB sebagai pendudukan ilegal.
Sejak saat itu, sepanjang zona penyangga PBB membagi wilayah Siprus . Wilayah Famagusta pun jatuh di sisi Turki. Begitulah jadinya, tanpa gencatan senjata resmi atau penyelesaian yang jelas antara Yunani & Turki.
Turki menginginkan untuk mencapai penyelesaian damai dan mendirikan negara barunya di bagian utara Siprus secara resmi. Untuk melakukan itu, Turki melihat distrik wisata yang kaya di Varosha sebagai wilayah yang tak ternilai harganya.
Dengan industri pariwisata di pulau ini yang berantakan, hotel-hotel mewah Varosha yang mewah tiba-tiba menjadi tidak berharga. Tetapi bagi orang Siprus Yunani yang kaya yang memilikinya, bangunan tersebut masih berharga.
Oleh karenanya, Turki ingin mempertahankan Varosha & menukarkannya kembali ke Yunani dengan imbalan pengakuan. Setelah invasi, tentara Turki dengan cepat memagari distrik Varosha, melarang siapa pun untuk memasukinya. Mereka menganggap kesepakatan damai akan segera datang.
Namun, kesepakatan damai yang mereka harapkan ternyata tidak pernah datang. Dan alam-lah yang berkuasa di wilayah Varosha, dalam beberapa dekade sejak 1974. Tanaman semak berduri dan rumput telah merusak jalan dan bangunan beton. Bahkan penyu bertelur di pantai yang sepi menurut laporan beberapa orang yang melihat. Padahal, pantai tersebut dulunya ramai oleh orang yang berjemur.
Bangunan apartemen dan hotel yang rusak oleh tembakan artileri tanpa ada perbaikan. Orang-orang yang melarikan diri dari Varosha meninggalkan semua barang miliknya dari tempat itu. Bahkan ada sisa makanan yang kemungkinan baru setengah dimakan di atas meja.Beberapa garasi bahkan masih lengkap dengan mobil keluaran 1970an yang kini berkarat. Jalanan menjadi ambles karena pipa bawah tanah dan sistem saluran air kota sudah berkarat. Sementara itu, pasukan Turki masih sering berpatroli di area Vardosha dan dan menghukum siapapun yang memasukinya.
Sejumlah foto dari Google maps memperlihatkan penampakan yang kontras antara Varosha dan Famagusta. Setelah terbengkalai selama puluhan tahun.
Di sebelah utara, tampak atap-atap berwarna putih di Famagusta.Sedan gkan atap berwarna kehitaman menutupi wilayah Varosha di sebelah selatan. Kini, sulit untuk mengatakan bagaimana masa depan Varosha.
Di antara celah diplomasi internasional , kota Varosha telah jatuh, akibat tawar-menawar selama beberapa dekade, yang sampai kini belum dsepakati.
Sementara itu, berbagai bangunan resor wisata yang dulu pernah berkembang kini menjadi reruntuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar